• Home
  • Profil
    • Profil Sekolah
    • Visi dan Misi
    • Organisasi
    • Profil Ustadz
    • Profil Santri
  • Kesantrian
    • Prestasi Santri
    • Ekstrakulikuler
    • Beasiswa
    • RG – UG
  • Fitur
    • Kalender Akademik dan Agenda Kegiatan
    • Jadwal Pelajaran
  • Fasilitas
  • Pendaftaran
    • Formulir Pendaftaran
    Ada Pertanyaan?
    0821-2996-8193
    [email protected]
    RegisterLogin
    PPI 2 PajagalanPPI 2 Pajagalan
    • Home
    • Profil
      • Profil Sekolah
      • Visi dan Misi
      • Organisasi
      • Profil Ustadz
      • Profil Santri
    • Kesantrian
      • Prestasi Santri
      • Ekstrakulikuler
      • Beasiswa
      • RG – UG
    • Fitur
      • Kalender Akademik dan Agenda Kegiatan
      • Jadwal Pelajaran
    • Fasilitas
    • Pendaftaran
      • Formulir Pendaftaran

      Fikih

      • Home
      • Blog
      • Fikih
      • Agama dan Kaidah-kaidahnya

      Agama dan Kaidah-kaidahnya

      • Posted by [email protected]
      • Categories Fikih, Materi Pelajaran
      • Date 23/06/2020
      • Comments 0 comment

      Oleh : Ustadz Rahman Ramdani, S.Pd., M.M.

      Definisi Agama

      الدين هو ما وضعه الله في كتابه الحكيم وسنة نبيّه الصحيحة من الأوامر والنواهي والإرشادات لمصلحة البشر دنياهم وأخراهم

      Agama ialah apa-apa yang telah ditentukan allah dalam kitabnya yang bijaksana dan sunnah nabinya yang shahih, baik berupa perintah, larangan, maupun petunjuk untuk kemashlahatan manusia di dunia dan akhirat.

      Keterangan :

      1. Agama adalah aturan dan ketentuan allah untuk manusia.
      2. Sumber ajarannya adalah al-Quran dan As-Sunnah.
      3. Isi ajarannya adalah berupa perintah, larangan, dan petunjuk.
      4. Tujuannya adalah untuk kesempurnaan hidup manusia.
      5. Jangkauannya keselamatan dunia dan akhirat.

      Agama yang Diterima disisi Allah

      إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ

      Sesungguhnya agama yang diterima disisi allah adalah Islam. (Q.S. Ali Imran: 19)

      Agama Islam Telah Sempurna

      …الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ…

      …Pada hari ini aku telah menyempurnakan untukmu agamaku, dan aku telah cukupkan nikmatku untukmu, serta aku telah ridhai islam sebagai agamamu…(Q.S. Al-Maidah: 3)

      قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما تركت شيئا يقرّبكم إلى الله تعالى إلا وقد أمرتكم به وما تركت شيئا يبعدكم عن الله تعالى إلا وقد نهيتكم عنه. -رواه الطبراني-

      Rasulullah saw bersabda: aku tidak meninggalkan sesuatupun yang dapat mendekatkanmu kepada allah swt, melainkan telah aku perintahkan kepadamu. demikian pula aku tidak meninggalkan sesuatu yang dapat menjauhkanmu dari allah, melainkan aku telah melarangmu darinya. (H.R. Thabrani)

      Keterangan :

      1. Agama islam itu telah sempurna, tidak perlu ditambah, dikurangi, atau direkayasa.
      2. Orang yang mengada-ada (Bid’ah) dalam Islam sama dengan telah menuduh nabi khianat dalam menyampaikan risalahnya.
      3. Tidak perlu menciptakan sesuatu yang baru yang menyebabkan diri dekat dengan allah, karena apapun yang membuat diri dekat dengan Allah telah diperintahkan oleh Nabi saw.
      4. Tidak perlu meninggalkan sesuatu yang dibolehkan oleh agama dengan alasan untuk mendapatkan ridha allah, karena apapun yang membuat diri jauh dari Allah telah dilarang oleh Nabi saw.

      Acuan Dalam Beribadah

      لا إلى المشايخ أو المذاهب أو المواضع أو الرابطة الجنسيّة أو العقل أو الشعور أو العادة

      Tidak merujuk kepada para guru, atau madzhab, tidak pula kepada tempat atau akal dan perasaan ataupun tradisi.

      Keterangan :

      Maksudnya, dalam beragama hendaklah bertitik tolak dari dalil, yaitu al Quran dan Sunnah, jangan bertitik tola atau bersumber dari guru, madzhab, tempat, organisasi, akal, perasaan, dan tradisi.

      Definisi Ibadah

      العبادة هي التقرّب إلى الله تعالى بامتثال أوامره واجتناب نواهيه والعمل بما أذن به الشّارع

      Ibadah ialah Mendekatkan diri kepada allah swt dengan cara mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya, serta beramal sesuai dengan kewenangan izin syari’at.

      العبادة اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة

      Ibadah ialah nama yang mencakup segala bentuk yang dicintai serta diridhai allah, baik ucapan, maupun perbuatan yang nyata atau tersembunyi. (Fathu al-Majiid: 14).

      Prinsip Dalam Ibadah

      Pada dasarnya ibadah itu terdiri dari dua aspek, yaitu:

      Pertama, Niat yaitu hanya semata-mata karena allah dalam melaksanakannya. lalu yang Kedua, Kaifiyat yaitu cara mengamalkan ibadah tersebut. Apakah sesuai dengan contoh nabi atau tidak ? Niat salah cara benar maka ibadahnya tetap salah, Niat benar (Ikhlas) cara salah, ibadahnya pun tetap salah. Seharusnya niat baik, ikhlas karena allah dan cara mengamalkannya pun benar sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi.

      الأصل في العبادة البطلان حتى يقوم دليل على الأمر

      Prinsip dasar dalam beribadah adalah Batal, sampai ada ketentuan dalil yang memerintahkan keberadaannya.

      Keterangan :

      Dalam urusan ibadah, pada asal/dasarnya haram dikerjakan kecuali ada keterangan atau dalil yang memerintahkan. Dengan demikian, dalam urusan ibadah semestinya terlebih dahulu mencari dalil yang memerintahkan dan bukan sebaliknya, mencari dalil yang melarangnya.

      الأصل في المعاملات العفو وبعبارة أخرى: الأصل في العقود والمعاملات الصحة حتى يقوم دليل على البطلان والتحريم

      Pengertian asal atau dasar dalam urusan keduniaan adalah boleh. dan pada ungkapan lain: Asal dalam akad mu’amalah (jual beli) adalah boleh, kecuali ada dalil atau keterangan yang melarang. (al-Bayan, hal: 230)

      Keterangan :

      Dalam urusan duniawi pada dasarnya boleh, dan tidak terlarang, kecuali ada keterangan atau dalil yang melarang. oleh sebab itu dalam urusan duniawi semestinya terlebih dahulu mencari dalil atau keterangan yang mengharamkan, melarang, dan bukan mencari dalil yang menghalalkan.

      الأصل في العبادة غير معقول المعنى وفي العادة معقول المعنى

      Pada asalnya dalam beribadah itu tidak dapat dipahami oleh akal (sebab-sebabnya), sedangkan dalam adat kebiasaan dapat dipahami akal.

      Keterangan :

      Urusan ibadah itu tidak dapat dimengerti sebab-sebabnya. Contoh: mengapa shalat dzuhur 4 rakaat, shubuh 2 rakaat, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam urusan adat kebiasaan atau tradisi, pada asalnya dapat dimengerti oleh akal sebab-sebabnya. Misal: mengapa lari, mengapa diam, mengapa makan, mengapa minum, dan lain sebagainya.

      Home

      [email protected]

      http://ppi2pajagalan.com

      See author's posts

      • Share:
      author avatar
      [email protected]

      Next post

      Pembahasan FAIL
      27/06/2020

      You may also like

      1574471576
      Hukum Musik
      1 Juli, 2020
      larangan-taqlid-buta
      Tercelanya Taqlid
      1 Juli, 2020
      Nahwu
      Pembahasan FAIL
      27 Juni, 2020

      Leave A Reply Batalkan balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

      Search

      Kategori

      • Fikih
      • Ilmu Nahwu
      • Materi Pelajaran

      Latest Courses

      Fikih

      Gratis

      Latest Posts

      Pembahasan FAIL
      27Jun2020

      Temukan Kami

      Jl. Pajagalan No. 14-16 40241, Kel. Karanganyar, Kec. Astanaanyar

      Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia

      Telp/WA : 0821-2996-8193

      Sosial Media

      Artikel

      • Hukum Musik
      • Tercelanya Taqlid
      • Pembahasan FAIL
      • Agama dan Kaidah-kaidahnya

      Education WordPress Theme by ThimPress. Powered by WordPress.

      • Privacy
      • Terms
      • Sitemap
      • Purchase

      Tertarik ?

      Ayo Buruan Gabung dengan Ribuan yang lainnya dan dapatkan Manfaatnya.

      Register
      No apps configured. Please contact your administrator.

      Login with your site account

      No apps configured. Please contact your administrator.

      Lost your password?

      Not a member yet? Register now

      Register a new account

      Are you a member? Login now